Anda berada disini:Beranda»Artikel»Penyakit Kusta = Cacat ?

⚠️ Jadwal Poliklinik harian dapat dilihat di Story Instagram atau Facebook

Penyakit Kusta = Cacat ?

10.01.2019
RS Meilia
12630

Indonesia merupakan peringkat ke-3 setelah India dan Brazil, yang memiliki pasien dengan
penyakit kusta terbanyak di dunia. Penyakit ini ditakuti karena dapat menimbulkan kecacatan
dan kelumpuhan.

Apa sih kusta itu? Bagaimana penularan dan penanganannya? Dalam rangka memperingati hari
Kusta sedunia ke-66 tanggal 27 Januari 2019, kali ini saya akan membahas mengenai kusta.

Apa itu Kusta?

Penyakit kusta atau lebih dikenal sebagai Morbus Hansen / Lepra, merupakan infeksi kronis
yang disebabkan oleh bakteri M.leprae.
Bakteri M.leprae cenderung tidak mudah dideteksi, membutuhkan sekitar 2 – 10 tahun untuk
berkembang di dalam tubuh manusia, sehingga gejala visual kusta sangat amat lambat.

Bagaimana gejala Kusta


Jika terinfeksi bakteri penyebab kusta, gejala yang akan terlihat berupa :

  1. Timbul bercak putih pada kulit : awalnya sedikit, lama kelamaan semakin banyak dan lebar.
  2. Bercak kulit ini mati rasa : anda tidak dapat merasakan nyeri saat kulit terluka.
  3. Penebalan saraf : saraf menebal di tempat lesi kulit.

Tahap selanjutnya dapat berupa :

  1. Benjol-benjol pada kulit, misalnya pada wajah/area tubuh lainnya.
  2. Otot menjadi lemah, yang akhirnya dapat menyebabkan kelumpuhan.
  3. Kerusakan lebih lanjut pada saraf sensorik maupun motorik
  4. Pada kasus yang parah, pasien dapat kehilangan jari jemari.

Siapa yang berisiko terkena Kusta?


Adalah orang yang tinggal di daerah tropis dan kontak lama dengan penderita kusta.
Penularan melalui airborne droplets (batuk/bersin)

Kusta sering dianggap penyakit yang menakutkan, padahal penyakit ini dapat ditangani secara
tuntas, yaitu dengan cara pemberian obat kombinasi, berupa antibiotik atau Multi Drug
Treatment (MDT).

Dokter akan menentukan jumlah, jenis dan dosis obatnya sesuai dengan jenis lepra yang dialami.

Apa yang harus diperhatikan pada penderita kusta?

1. Jenis Kusta mempengaruhi lamanya pengobatan, obat kusta harus diminum rutin umumnya 6
    bulan hingga 1-2 tahun.
2. Obat MDT diberikan secara cuma-cuma di Puskesmas dan RS Pemerintahan tertentu.
3. Tidak disiplin minum obat, membuat bakteri penyebab penyakit kusta menjadi lebih kuat dan
    kebal terhadap pengobatan yang sekarang dan selanjutnya. Akibatnya, gejala kusta dapat
    semakin parah karena bakteri terus berkembang.

Kusta yang terlambat dideteksi atau terlambat diobati, dapat menyebabkan kecacatan
pada penderita baik sementara atau selamanya.

Apabila menemukan penderita Kusta disekitar anda yang belum mendapat pengobatan,
segera berkunjung ke Puskesmas/RS terdekat.

Oleh : Dr. Nadia Akita Dewi, SpKK

Populer Artikel

Kanan Mid

Statistik

Today278
Yesterday524
This week802
This month8675
Total916700